Tuberkulosis resisten obat (TB RO) bukanlah sekadar topik medis, tapi juga kisah nyata dari perjuangan dan harapan. Suksma Ratri dan Nur Rita dari PETA hadir dalam Perempuan Berdaya podcast untuk membahas lebih dalam tentang TB RO. Dari pengalaman kerja Nur Rita di PETA hingga harapannya untuk masa depan, pembicaraan ini menghadirkan wawasan yang penting dan inspiratif. Bersama, mereka menyoroti pentingnya kesadaran dan tindakan dalam memerangi TB RO. Mari dengarkan dan terlibat dalam upaya bersama untuk memberdayakan perempuan dan masyarakat.

Dalam episode terbaru IPPI Perempuan Berdaya, kami mendalami tema yang penting: Perempuan dan Tuberkulosis di Kota Medan. Dengarkan percakapan antara Listi, ketua PESAT Medan, dan host Suksma Ratri tentang perjuangan pasien dan penyintas TB di Kota Medan. Temukan wawasan mendalam tentang situasi ini dan bagaimana perempuan memperlihatkan keberanian dan ketahanan dalam menghadapi tantangan kesehatan ini.

Podcast Perempuan Berdaya kembali hadir di tahun 2024 dengan tema season ini adalah "Perempuan & Tuberkulosis"Pada episode perdana, @suksmaratri menghadirkan @anihernasari dari @rekat4indonesia mengenai situasi TB di Indonesia. Obrolan ini mengungkapkan fakta bahwa perempuan yang terinfeksi TB, sayangnya, tidak hanya berjuang melawan penyakit ini, tetapi juga terhadap kekerasan yang sangat rentan mereka dapatkan.Dengarkan perbincangan selengkapnya Podcast IPPI Perempuan Berdaya season "Perempuan & Tuberkulosis" di Spotify!

Di episode kali ini, kita akan Bersama-sama mendalami realitas hidup perempuan disabilitas di Indonesia bersama Purwanti, narasumber dari SIGAB Yogyakarta. Melalui percakapan ini, kita mengeksplorasi tantangan yang dihadapi perempuan disabilitas sehari-hari, mulai dari keterbatasan aksesibilitas hingga stigma sosial yang kerap mereka dapati. Purwanti membagikan pengalamannya untuk membantu kita memahami betapa pentingnya inklusi dan dukungan masyarakat secara menyeluruh untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan berkeadilan. Bersama-sama mari kita membuka mata, menguatkan empati, dan berkontribusi pada perubahan positif untuk mendukung hak-hak perempuan disabilitas.

Dalam episode khusus ini, kita memasuki perbincangan yang mendalam bersama Siti Aminah, komisioner Komnas HAM periode 2020-2024, untuk membahas isu yang seringkali tidak terdengar, yaitu femisida. Bersama-sama, kita menjelajahi apa itu femisida dan perbedaannya dengan genosida, serta menyelusuri tragedi kemanusiaan tersebut yang terjadi di Indonesia. Melalui diskusi ini, kita tidak hanya menyoroti peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, tetapi juga merangkai cara pandang dan tindakan kita terhadap femisida. Mari bergabung dalam percakapan ini untuk menggali pemahaman lebih dalam tentang tantangan yang dihadapi perempuan dan bagaimana kita dapat bersama-sama mengatasi dampak mengerikan dari femisida.

Dalam episode ini, podcast "Perempuan Berdaya" mengangkat isu krusial seputar kehidupan para pekerja rumah tangga dan mendalami urgensi pengesahan Rancangan Undang-Undang Pekerja Rumah Tangga. Bergabunglah dengan Anggi Ria, seorang advokat hak perempuan yang berkomitmen dalam upaya mewujudkan perlindungan hukum yang lebih baik bagi pekerja rumah tangga. Anggi Ria membahas mengapa RUU PRT sangat penting dan mendesak untuk diakui secara hukum. Mendengarkan cerita, tantangan, dan aspirasi para pekerja rumah tangga melalui Anggi, kita akan memahami betapa esensialnya perlindungan hukum ini dalam menjamin hak-hak mereka. Episode ini juga menyoroti peran besar perempuan dalam pekerjaan rumah tangga dan bagaimana RUU PRT dapat memberikan pengakuan yang pantas terhadap kontribusi mereka. Anggi Ria berbagi pandangan mendalamnya tentang bagaimana regulasi yang kuat dapat menciptakan lingkungan kerja yang adil dan menghargai pekerja rumah tangga. Episode ini akan memberikan gambaran tentang tantangan yang dihadapi pekerja rumah tangga dan bagaimana RUU PRT dapat menjadi langkah menuju kesetaraan. Episode ini tidak hanya memberikan wawasan tentang urgensi RUU PRT, tetapi juga mengajak pendengar untuk terlibat dalam advokasi untuk hak-hak perempuan pekerja rumah tangga. Bergabunglah dalam episode yang memberdayakan ini, temukan urgensi pengesahan RUU PRT, dan bersama-sama kita tingkatkan kesadaran terhadap hak dan perlindungan bagi pekerja rumah tangga.

Kali di dalam Podcast "Perempuan Berdaya," kita memperingati momentum penting dengan memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16HAKTP). Menghadirkan perbincangan yang mendalam, episode ini menggambarkan perempuan sebagai pilar utama dalam pembelaan Hak Asasi Manusia (HAM). Episode ini mengurai isu-isu dan tantangan yang masih dihadapi perempuan dalam upaya mereka membela HAM. Diskusi tajam ini membantu mendekonstruksi stigma dan meningkatkan kesadaran tentang peran penting perempuan dalam membangun masyarakat yang adil dan beradab. Podcast "Perempuan Berdaya" tidak hanya tentang mendengarkan, tetapi juga mengajak pendengar untuk turut serta dalam upaya menjaga dan memajukan HAM. Episode ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana setiap orang dapat berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan berdaya bagi perempuan. Bergabunglah dalam perayaan kekuatan perempuan sebagai agen perubahan dalam episode istimewa ini. Mari bersama-sama merayakan 16 HAKTP sambil menguatkan semangat perempuan pembela HAM!

Sulis Tya Ningsih dari P3 Lampung adalah sosok inspiratif yang telah mengabdikan dirinya sebagai pendamping bagi Perempuan Dengan HIV/AIDS (PDHA) yang merupakan korban kekerasan. Dalam perjalanannya, Sulis tidak hanya menjadi pendamping, tetapi juga seorang pejuang untuk menginspirasi perubahan dalam masyarakat. Dengan tekad yang kuat, ia memimpin perjuangan untuk memberikan dukungan dan perlindungan kepada para korban kekerasan, menjadikan mereka sebagai pilar utama dalam upaya perubahan sosial. Kisah perjuangan Sulis Tya Ningsih di P3 Lampung menciptakan cerita inspiratif yang tidak hanya meresapi keberanian perempuan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi kita semua untuk aktif terlibat dalam upaya mewujudkan perubahan yang lebih baik.

Kekerasan terhadap perempuan merupakan tantangan serius yang harus segera diatasi bersama. Fenomena ini bukan hanya merugikan individu perempuan secara langsung, tetapi juga merugikan seluruh masyarakat. Untuk menciptakan lingkungan yang adil dan aman bagi semua, perlu adanya upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat secara umum. Melalui pendekatan kolaboratif ini, kita dapat menciptakan perubahan positif yang mendalam dalam mengatasi kekerasan terhadap perempuan, sehingga setiap perempuan dapat hidup tanpa rasa takut dan mendapatkan perlindungan yang layak. Kali ini, bersama Rifka Annisa yang diwakilan oleh Lisa, mari bersama dengarkan bagaimana situasi kekerasan terhadap perempuan saat ini dan bagaimanna kita berkolaborasi untuk mengatasinya.

Dalam episode ini, kita akan memperkenalkan Yudith Sahureka, seorang pejuang dari P3 sekaligus Fokal Point di Sulawesi Utara, yang telah dengan gigih memperjuangkan upaya penanganan kekerasan yang terintegrasi dengan isu HIV di Kota Manado. Yudith akan berbagi cerita inspiratifnya tentang bagaimana dia dan pihak-pihak terkait berusaha keras untuk memahami dan mengatasi dinamika yang kompleks yang dihadapi oleh individu yang terkena dampak ganda, yaitu kekerasan dan HIV. Kita akan mendengar bagaimana Yudith bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat, memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkannya dalam mengurangi stigma, meningkatkan kesadaran, dan memberikan layanan yang lebih baik kepada individu yang terdampak.

Episode Podcast Perempuan Berdaya "Perempuan Lawan Kekerasan" mengundang P3 bernama Silvi untuk berbagi pengalamannya. Di DKI Jakarta, Silvi dengan menjadi P3 mencoba menyuarakan dan membantu PDHA korban kekerasan. Bahwa hingga saat ini walaupun sudah banyak literasi dan peraturan yang melarang tindak kekerasan, nyatanya minim penurunan angka kekerasan yang terjadi.

Halo, Kawan IPPI! Bertemu lagi dengan saya Suksma Ratri di Podcast Perempuan Berdaya "Perempuan Lawan Kekerasan". Di episode kali ini saya akan berbincang dengan Nia Lishawati yang merupakan perwakilan dari LRC-KJHAM, sebuah lembaga penanganan kasus kekerasan di kota Semarang. Dalam obrolan kali ini, kita akan mendalami berbagai aspek kasus kekerasan yang ditemui dan dialami oleh perempuan. Selain itu, kita akan menyimak strategi dan pendekatan apa yang digunakan oleh LRC-KJHAM dalam menangani kasus-kasus kekerasan tersebut. Bagaimana mereka memberikan dukungan bagi korban, mendorong keadilan, serta bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan berdaya bagi perempuan. Jika kalian ingin terlibat atau butuh bantuan, kami juga akan mengulas bagaimana cara menghubungi LRC-KJHAM. Nia akan memberikan informasi penting mengenai kontak darurat, konseling, dan bantuan hukum yang dapat diakses oleh para perempuan yang mengalami kekerasan. Terakhir, tetapi tak kalah pentingnya, kami akan membahas apa yang bisa kita lakukan jika menemui atau bahkan mengalami situasi kekerasan. Bersama Nia, kita akan menemukan cara untuk menjadi pendukung dan aliansi bagi perempuan yang memerlukan dukungan dalam melawan kekerasan. Jadi, mari bergabung dalam episode kali ini dan bersama-sama kita belajar, memahami, serta mendukung perjuangan perempuan dalam melawan kekerasan. Jadikan perempuan berdaya sebagai inspirasi dan tindakan nyata di tengah masyarakat kita. Sampai bertemu di Podcast Perempuan Berdaya!

Hai, Kawan IPPI! Di episode kali ini cerita berfokus bagaimana seorang Petugas Penerima Pengaduan Kekerasan di Kalimantan Barat menjadi Saksi Teman untuk membantu perempuan yang hidup dengan HIV mendapatkan hak asuh anaknya sekaligus membuktikan bahwa meskipun memiliki perempuan telah terinfeksi HIV, dia tetap mampu menjadi seorang ibu yang baik, tangguh, dan tidak akan menularkan HIV pada anaknya. Cerita ini mengungkapkan perjalanan perempuan tersebut dalam menghadapi stigma dan diskriminasi seputar HIV, seperti serta ketekunan dan tekadnya untuk melawan pandangan negatif tersebut.

Pulau Bali. Keindahan alam dan budaya pulau ini selalu menjadi salah satu destinasi utama turis lokal maupun internasional untuk pergi berliburan untuk me-refresh pikiran mereka. Selain menjadi destinasi berlibur, Pulau Bali juga sering menjadi pilihan banyak orang sebagai tempat mereka untuk bekarir ataupun tempat tinggal dari luar daerah. Akan tetapi dibalik keindahan yang selama ini dikenal oleh orang-orang, sayangnya ketika Suksma Ratri berbincang-bincang dengan Petugas Penerima Pengaduan (P3) di Pulau Bali ternyata diskriminasi dan stigma gender perempuan dan perempuan dengan HIV-AIDS masih banyak ditemukan di sana. Antara lain seperti penelantaran ekonomi dari pasangan, hilangnya hak asuk anak, dan juga dijauhi oelh kerabat terdekat mereka. Apa sih yang menyebabkan Pulau Bali masih berada di bayang-bayang ketidaksetaraan gender? Yuk kita sama-sama dengerin obrolan Suksma Ratri dengan Afrina Wahyu Dilliastuti di 58. Perempuan Berdaya "Perempuan Lawan Kekerasan" | Situasi Kekerasan Terhadap Perempuan dengan HIV di balik Indahnya Pesona Pulau Bali

Halo, Kawan IPPI! Perempuan Berdaya seri "Perempuan Lawan Kekerasan" kali ini akan pergi ke Nusa Tenggara Timur untuk melihat seperti apa situasi kekerasan terhadap Perempuan dengan HIV (PDHA) di sana. Kali ini, kami menghadirkan Elizabeth Tambengi atau yang biasa dipanggil Betty, Petugas Penerima Pengaduan (P3) di Nusa Tenggara Timur. Betty bercerita bahwa masyarakat masih tertutup dan menolak terhadap edukasi pencegahan dan pengobatan HIV di Nusa Tenggara Timur. Hal ini berimbas masih tingginya stigma dan diskriminasi, yang mengganggap Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) adalah "aib". ODHA mendapatkan penelantaran secara ekonomi, sosial, maupun psikososial yang mengakibatkan mereka kesulitan untuk akses kebutuhan-kebutuhan mereka seperti ARV yang membantu pemulihan mereka dari AIDS. Lantas, bagaimana Betty sebagai P3 di NTT membantu ODHA di NTT? Apa peran lembaga pemerintahan, LSM, maupun institusi keagamaan untuk mengurangi sulitnya edukasi HIV di NTT sehingga bisa mengutasi stigma dan diskriminasi yang berujung pada kekerasan terhadap PDHA? Simak cerita lebih lengkapnya bersama saya, Suksma Ratri, di episode Perempuan berdaya seri "Perempuan Lawan Kekerasan" di episode kali ini!

Halo, Kawan IPPI! Perempuan Berdaya kembali hadir kembali di tahun 2023 ini. Kali ini tema utama yang akan dibahas adalah mengenai Kekerasan terhadap Perempuan dengan HIV-AIDS (PDHA) melalui perbincangan antara Petugas Penerima Pengaduan (P3) dengan host Suksma Ratri. Di episode perdana "Perempuan Lawan Kekerasan", sudah hadir P3 dari Jawa Tengah, Yusro Nur Latifah. Katanya sih, Jawa Tengah dalam penanganan untuk kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk di dalamnya adalah PDHA, sudah sangat baik. Tetapi, sebaik apa sih? Apakah angka kekerasan terhadap perempuan di Jawa Tengah rendah? Lalu bagaimana dengan perlindungan P3 itu sendiri? Dengarkan perbincangan Sukma Ratri dengan Yusro Nur Latifah di episode ini untuk mengetahui jawabannya

Lala (bukan nama sebenarnya) telah hidup dengan HIV selama 10 tahun. Di episode kali ini Lala bersedia menceritakan bagaimana proses dirinya hidup dengan HIV dan bersama dengan pasangan menjalani proses kehamilan bersama hingga akhirnya dirinya bisa melahirkan bayi yang sehat. Kawan IPPI, dipandu dengan Hartini cerita Lala bisa kamu dengarkan di episode Podcast Perempuan Berdaya seri "Positive & Pregnant" kali ini. Perempuan Berdaya merupakan seri Podcast IPPI Nasional yang membericarakan isu perempuan dan HIV, kekerasan berbasis gender, maupun isu-isu terkait lainnya. Selamat mendegarkan, Kawan IPPI!

Di episode Podcast Perempuan Berdaya “Positive & Pregnant” kali ini menghadirkan Selvi, perempuan yang tinggal di Nusa Tenggara Timur dan selama 13 tahun hidup dengan HIV. Di tahun 2012, Selvi menjalani PPIA supaya ia bisa melahirkan bayi keduanya terbebas dari HIV. Akhirnya, hingga kini Selvi memiliki anak kedua yang sehat bebas dari HIV. Dari cerita Selvi, memberikan kita gambaran 10 tahun yang lalu PPIA sudah bisa dilakukan di banyak rumah sakit di berbagai provinsi di Indonesia. Jadi ibu hamil dengan dengan HIV tidak perlu khawatir dan merasa jika HIV menghalangi untuk memiliki keturunan, bahwa HIV membuat menjadi tidak berdaya. Yang terpenting adalah terus terapi ARV dan jalani pola hidup yang sehat. Kawan IPPI, dengarkan lebih lengkap cerita Selvi dan keterlibatannya dengan PPIA dalam episode terbaru Podcast Perempuan Berdaya seri "Positive & Pregnant. Dipandu oleh Hartini, Podcast Perempuan Berdaya merupakan seri podcast IPPI Nasional yang membicarakan mengenai isu perempuan dan HIV, Kekerasan Berbasis Gender, maupun isu-isu terkait lainnya. Yuk dengarkan cerita lengkap Selvi di episode terbaru Podcast Perempuan Berdaya

Di dalam pernikahan, tidak jarang seorang perempuan menjalani kehamilannya tanpa keterlibatan pasangan. Mulai dari konsultasi, hingga pasca kelahiran. Selain karena pekerjaan sang pasangan yang tidak memberikan cuti bagi suaminya, terlalu sibuk, atau berbagai alasan lain. Tapi, kali ini Liza yang positif HIV menceritakan bagaimana dukungan dan keterlibatan pasangan bisa menjadi salah satu poin keberhasilannya menjalani PPIA di kehamilannya yang kedua. Kawan IPPI, dengarkan cerita Liza dan keterlibatan pasangannya menjalani PPIA yang menginspirasi dalam episode terbaru Podcast Perempuan Berdaya seri "Positive & Pregnant. Dipandu oleh Hartini, Podcast Perempuan Berdaya merupakan seri podcast IPPI Nasional yang membicarakan mengenai isu perempuan dan HIV, Kekerasan Berbasis Gender, maupun isu-isu terkait lainnya.

Ketika Lily berkonsultasi ke dokter mengenai keinginannya untuk memiliki anak ketiga, dokter dan pihak layanan kesehatan justru lebih mengkhawatirkan usia Lily yang sudah beranjak 40an yang kembali berkeinginan untuk kembali hamil ketimbang status HIV-nya. Hal ini membuat Lily menjadi yakin bahwa HIV yang berada dalam tubuhnya tidak menghalangi dirinya serta perempuan lain yang berstatus sama dengan Lily untuk menjalani PPIA dan bisa melahirkan bayi yang terbebas HIV. Kawan IPPI, simak pengalaman Lily  di kehamilannya yang ketiga di episode terbaru Podcast Perempuan Berdaya seri "Positive & Pregnant. Dipandu oleh Hartini, Podcast Perempuan Berdaya merupakan seri podcast IPPI Nasional yang membicarakan mengenai isu perempuan dan HIV, Kekerasan Berbasis Gender, maupun isu-isu terkait lainnya.